Abbas bin Abdul Muthalib Sang Perantara Doa
Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim adalah salah seorang paman Nabi Muhammad Saw.
Dari Keturunan Abbas bin Abdul Muthalib di kemudian hari, berdiri Bani Abbasiyah yang pernah berkuasa lama di Baghdad, Irak.
Abbas bin Abdul Muthalib termasuk pemuka Quraisy semasa jahiliyah, maupun setelah Islam.
Sebelum Hijrah, Abbas bin Abdul Muthalib telah memeluk Islam secara diam-diam.
Abbas bin Abdul Muthalib juga tetap berdiam di Makkah agar dapat mengirimkan berita tentang kaum Musyrikin kepada Rasulullah Saw.
Menyakiti Abbas bin Abdul Muthalib sama dengan Menyakiti Rasululah Saw
Abbas bin Abdul Muthalib salah seorang yang paling dicintai Rasulullah Saw.
Sehingga Rasulullah senantiasa menegaskan.
“Abbas bin Abdul Muthalib adalah saudara kandung ayahku.”
“Barangsiapa yang menyakiti Abbas bin Abdul Muthalib, sama dengan menyakitiku.”
Selain itu, Abbas bin Abdul Muthalib dikenal pula sebagai anggota pasukan perang yang memiliki pertahanan paling kuat saat mengikuti perang Hunain, bersama Rasulullah Saw.
Kisah Kecil Abbas bin Abdul Muthalib
Saat Abbas bin Abdul Muthalib masih anak-anak, ia pernah hilang dan ibunya bernazar.
‘’Jika puteraku ditemukan, maka aku akan mengenakan kelambu sutra di Baitullah.”
Tak lama setelah ibunya bernazar, akhirnya Abbas bin Abdul Muthalib ditemukan.
Ibunya menepati nazarnya.
Setelah kejadian itu, maka sang ibu, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, dikenal sebagai seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra di Baitullah.
Abbas bin Abdul Muthalib dikenal juga sebagai pelayan di Masjidil Haram.
Abbas bin Abdul Muthalib melayani minum para jamaah haji di zaman Jahiliyah.
Teman Sebaya
Meski seorang paman, usia Abbas bin Abdul Muthalib dan Rasulullah Saw sebaya.
Saat kecil, mereka berdua pernah menjadi teman sepermainan.
Rasulullah Saw pernah memuji Abbas bin Abdul Muthalib dengan penuh sayang, “Inilah orangtuaku yang masih ada.”
Menjadi Perantara Doa
Di masa Khalifah Umar bin Khattab, pernah terjadi kemarau yang sangat panjang.
Maka, Khalifah Umar bin Khattab, bersama kaum Muslimin menuju ke lapangan terbuka untuk berdoa meminta hujan.
Ketika itu, Khalifah Umar bin Khattab ra memegang tangan kanan Abbas dan memohon ke arah langit.
“Ya Allah, sesungguhnya kami pernah memohonkan hujan dengan perantaraan Nabi-Mu saat beliau masih berada di antara kami.”
“Ya Allah, sekarang kami meminta hujan pula dengan perantaraan paman Nabi-Mu, maka mohonlah kami diberi hujan….”
Saat itu juga, sebelum Kaum Muslimin kembali ke rumah, hujan pun turun dengan amat deras.
Para sahabat pun memeluk Abbas bin Abdul Muthalib, sambil berkata penuh sukacita, “Selamat, wahai penyedia air minum Haramain (Mekah dan Madinah).”
(www.ebookanak.com)
Post a Comment