Abdurrahman bin Auf Cemas dengan Harta Kekayaannya
Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang sahabat utama Rasul Saw yang dikenal kaya raya dan sangat dermawan.
Abdurrahman bin Auf selalu menyumbangkan hartanya untuk berbagai kepentingan agama.
Bersatu Karena Harta Kekayaannya
Bahkan karena sangat banyak harta kekayaannya, seseorang pernah berkata.
“Seluruh penduduk Madinah bersatu dengan Abdurrahman bin Auf itu, karena semata-mata sepertiga hartanya dipinjamkan kepada mereka.”
“Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”
Meski Abdurahman bin Auf bergelimang harta, namun ia menyadari bahwa harta kekayaan yang ada padanya tidak akan mendatangkan kebaikan pada dirinya, jika hartanya tidak ia pergunakan untuk membela agama Allah dan membantu kawan-kawannya.
Cemas dengan Harta Kekayaannya
Suatu hari, Abdurrahman bin Auf menangis dan berkata.
“Mush’ab bin Umair telah gugur sebagai seorang syahid. Ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku.”
“Ia hanya mengenakan sehelai kain kafan yang kecil. Jika kain kafannya itu ditutupkan ke kepalanya, maka akan kelihatan kakinya.”
“Dan jika kain kafan itu ditutupkan pada kedua kakinya, maka akan terbuka kepalanya.”
Abdurrahman bin Auf berhenti sejenak, kemudian melanjutkan sambil tetap menangis.
“Demikian pula Hamzah, ia lebih baik dari padaku. Ia gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan ia hanya mengenakan sehelai selendang.”
“Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya. Dan telah diberikan pula
kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir telah didahulukan pahala kebaikan pada kami.”
Abdurrahman bin Auf sosok pemimpin yang selalu takut di hadapan Allah,
karena ia merasa hartanya hanya akan memberatkan dirinya saja.
Bahkan, Abdurrahman bin Auf sering menangis, meskipun ia tidak pernah mengambil harta haram sedikit pun.
Saat Rasul Saw Wafat
Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai seorang yang sangat lembut hatinya.
Mudah tersentuh atas apa yang dilihat dan diperbuatnya.
Bahkan, saat Rasulullah Saw wafat, Abdurrahman bin Auf berkata, “Belum pernah beliau beserta keluarganya makan roti gandum sampai kenyang.”
“Apa harapan kita apabila dipanjangkan usia, tetapi tidak menambah kebaikan?”
Setelah mendengar kata-kata itu, maka para sahabat Rasulullah Saw pun akhirnya banyak yang ikut menangis.
(www.ebookanak.com)
Post a Comment