Miqdad bin ‘Amr Menjagai Rasul dengan Kuda
“Saya telah menyaksikan perjuangan Miqdad
bin ‘Amr sehingga saya lebih suka menjadi sahabatnya daripada memiliki segala isi bumi ini.”
Itulah kesaksian Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat utama Rasulullah Saw pada kepribadian istimewa Miqdad bin ‘Amr.
Prinsip hidup Miqdad bin ‘Amr, “Biar saya mati, asal Islam tetap jaya.”
Miqdad bin ‘Amr adalah sahabat pertama yang menunggang kudanya dalam perang sabil serta menjadi satu dari tiga anggota pasukan Islam berkuda dalam Perang Badar.
Miqdad bin ‘Amr juga menjadi anggota kelompok pertama orang-orang yang memeluk Islam.
Selain itu, Miqdad bin ‘Amr adalah orang ke-7 yang memeluk Islam.
Miqdad bin ‘Amr juga berani serta ikhlas menanggung semua kemurkaan dan kekejaman Quraisy dengan sikap seorang satria.
Terang-terangan saat Memeluk Islam
Ketika memeluk Islam, Miqdad bin ‘Amr justru melakukan hal yang berbeda dibanding kebanyakan saudara-saudara muslimnya.
Ketika orang lain berusaha menyembunyikan keislaman mereka, Miqdad justru mengabarkannya secara terang-terangan.
Padahal saat itu, kaum Muslim masih sedikit pemeluknya dan lemah.
Jika seseorang telah memeluk Islam, ia harus sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui kaum Quraisy.
Jika diketahui seseorang memeluk Islam, maka kaum Quraisy pun akan menyiksanya dengan kejam, bahkan sampai ada yang mereka bunuh.
Karena itu wajar jika Miqdad bin ‘Amr sering mendapat penyiksaan dari Kaum Quraisy.
Namun semua itu, iMiqdad bin ‘Amr tanggung dan malah membuat ketabahannya bertambah kuat.
Cukuplah Sekali Menjadi Pemimpin
Ada satu pernyataan menarik saat Miqdad bin ‘Amr telah menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin di suatu daerah.
“Bagaimana pendapatmu tentang pekerjaanmu menjadi Amir?” tanya Rasul Saw sewaktu bertemu Miqdad bin ‘Amr.
Miqdad bin ‘Amr menjawab, “Ya Rasulullah, Engkau telah menjadikan aku dan menganggap diriku sendiri berada di atas semua manusia, demi yang telah mengutus engkau membawa kebenaran. Semenjak saat ini, aku tak berkeinginan menjadi pemimpin, sekalipun untuk dua orang, untuk selama-lamanya.”
Menjagai Rasulullah dengan Berkuda
Miqdad bin ‘Amr amat mencintai Rasulullah Saw.
Jika ada yang mengancam Rasul Saw, Miqdad bin ‘Amr melompat ke atas kuda.
Maka Miqdad bin ‘Amr pun secepatnya pergi menjaga rumah Rasulullah Saw dengan pedang terhunus.
Maka, wajar jika Rasulullah Saw kemudian bersabda kepada Miqdad bin ‘Amr.
“Sungguh, Allah telah menyuruhku untuk mencintaimu dan menyampaikan pesan-Nya padaku, bahwa Allah mencintaimu.”
(www.ebookanak.com)
Post a Comment