Khabbab bin Arats Pembuat Pedang Dermawan



Khabbab bin Arats dikenal sebagai seorang pandai besi termasyur pada zaman Rasulullah Saw.

Awalnya, Khabbab bin Arats seorang budak.

Namun karena keahliannya itu, maka banyak kalangan menghormatinya dengan baik.

Di awal ke-Islamannya dulu, Khabbab bin Arats pernah mendapat cobaan yang amat berat.

Khabbab bin Arats sering diancam dan disiksa sangat kejam oleh kaum kafir Quraisy. 

Orang-orang kafir itu mendatangi kediaman Khabbab bin Arats dan kemudian menyeretnya keluar.

Kemudian mereka membawa batu besar yang panas membara dan menindihnya di atas tubuh Khabbab bin Arats sehingga kulitnya melepuh.

Kaum kafir Quraisy juga membakar besi-besi milik Khabbab bin Arats yang akan dibuat pedang sampai panas menyala.

Kemudian, besi-besi itu mereka gunakan untuk tiang mengikat tangan, kaki, dan tubuh Khabbab bin Arats.

Penyakit Panas yang Aneh

Rasulullah Saw pun mengetahui kekejaman kaum Musyrik Quraisy pada Khabbab bin Arats.

Namun pada saat itu, Rasulullah Saw dan kaum Muslim tidak berani memberikan perlawanan.
Saat itu, jumlah kaum Muslim masih sangat sedikit.

Rasulullah hanya bisa berdo’a, agar Allah memberikan pertolongan pada Khabbab bin Arats.   
Doa Rasulullah Saw diterima Allah Swt.

Orang yang pernah menyiksa Khabbab bin Arats dengan sangat kejam.
Tiba-tiba orang itu terkena penyakit panas yang aneh.

Penyakit itu baru bisa berkurang, kalau setiap pagi dan petang punggung dan kepalanya disetrika dengan besi yang membara.

Meniru Bacaan Al-Quran Khabbab bin Arats

Khabbab bin Arats termasuk salah satu generasi pertama sahabat Rasul Saw.

Selain ahli ibadah, Khabbab bin Arats juga dikenal sebagai seorang guru ngaji yang pintar mengajar.

Rasulullah Saw pun pernah berkata tentang Khabbab bin Arats, “Barang siapa ingin membaca Al-Qur’an, hendaklah ia meniru bacaan Khabbab Ibnu Ummi Abidin.”

Khabbab bin Arats selalu ikut berperang bersama Rasulullah Saw.
Selain seorang pemberani, Khabbab bin Arats juga seorang dermawan.
Khabbab bin Arats sengaja menyimpan tempat uang di ruang tamu.

Para tamu yang membutuhkan uangnya dipersilakannya untuk mengambil uang itu.

Namun, anehnya.
Karena kelebihan hartanya itu, Khabbab bin Arats malah jadi sering menangis.

Karena Khabbab bin Arats merasa sangat beruntung jika dibanding para sahabat lainnya yang sudah sahid.

Sementara Khabbab bin Arats masih bisa menikmati kekayaan di dunia.
Khabbab bin Arats  wafat pada 37 H/657 M.
(www.ebookanak.com)

No comments

Powered by Blogger.